The Legend of Banyuwangi

Folklore from East Java

ONCE upon a time di Sindureja Raya, Raja SIDAREJA sedang berbicara dengan wakil bupati, namanya Patih Sidapaksa. Tanya Raja Patih Sidapaksa memberinya daging rusa muda.

Patih Sidapaksa mengambil misi.

Ketika ia tiba di hutan, ia melihat rusa muda. Dia mengarahkan panah ke rusa. Sayangnya, ia merindukan target. Ia berlari mengejar rusa. Dia berlari dan berlari sampai ia tiba di sebuah gubuk. Patih Sidapaksa mengetuk pintu.

Seorang gadis muda dan cantik membuka pintu. Dia sangat cantik. Patih Sidapaksa jatuh cinta pada pandangan pertama. "Bagaimana bisa saya bantu Pak?" Tanya si gadis.

"I. .. I. .. sedang mencari rusa muda", Patih Sidapaksa terdiam.

Anda dapat menemukan banyak rusa di hutan. Tapi s sudah terlambat dan akan segera gelap. Anda dapat terus berburu besok pagi. Anda bisa datang dan menghabiskan malam di sini. Baik ayah saya dan saya dengan senang hati menyambut Anda, kata gadis itu.

Patih Sidapaksa menerima tawaran.

Dia memperkenalkan diri. Gadis itu bernama Sri Tanjung dan nama ayahnya adalah Ki Buyut.

Di pagi hari, Patih Sidapaksa melanjutkan berburu dan setelah ia mendapat rusa muda ia kembali ke gubuk.

Dia kembali karena dia ingin menikahi Sri Tanjung.

Untungnya, Sri Tanjung juga mencintainya.

Patih Sidapaksa kemudian meminta mereka untuk bergabung dengannya ke istana.

Sang Raja sangat senang Patih Sidapaksa membawakan rusa muda.

Namun ia juga kagum dengan keindahan Sri Tanjung.

Raja juga jatuh cinta padanya. Raja mempunyai rencana yang buruk. Dia ingin menikahi Sri Tanjung. Jadi dia memberikan Sidapaksa Patih misi yang sangat sulit. Tanya Raja Patih Sidapaksa untuk memberinya tiga cincin emas dari Indran Kerajaan. Patih Sidapaksa tahu misi itu lebih sulit daripada berburu rusa muda. Kerajaan Indran bukan kerajaan biasa. Itu adalah kerajaan para penjahat! Tak seorang pun pernah kembali setelah pergi ke sana. Namun ia masih menerima misi. Dan sebelum dia pergi, dia meminta Sri Tanjung untuk menunggu dia.

Setelah Patih Sidapaksa kiri, Raja mendekati Sri Tanjung. Ia mengusulkan Sri Tanjung untuk menikah dengannya. Dia berjanji Sri Tanjung untuk menjadi seorang ratu. Dia tidak menerima proposal. Dia mencintai Patih Sidapaksa dan ia sudah berjanji untuk menunggu dia. Sang Raja marah dan meletakkan di jail.Luckily, Patih Sidapaksa bisa melakukan misi dan kembali ke istana. Sayangnya ia tidak bisa bertemu Sri Tanjung. Raja berbohong. Dia mengatakan Sri Tanjung berada di dalam penjara karena ia meminta Raja untuk menikahinya. Raja ujar Sri Tanjung ingin menjadi seorang ratu.

Mula-mula Patih Sidapaksa percaya Raja. Tapi Sri Tanjung kemudian berkata.

Lemparkanlah aku ke sungai. Jika bau sungai baik, itu berarti aku m innocent.However jika sungai berbau tidak enak, maka Raja berbohong, kata Sri Tanjung.

Patih Sidapaksa kemudian melemparkan dia ke dalam sungai.

Amazingly, sungai berbau baik.

Patih Sidapaksa sangat menyesal. Sri Tanjung meninggal. Dia menyesal tidak untuk percaya padanya.

Ketika sungai berbau baik, orang langsung berkata Banyuwangi. Banyu berarti air dan bau Wangi berarti baik.

Sejak itu tempat ini bernama Banyuwangi.